1. Dalil Al-Qur’an
“Kalian sekali-kali tidak akan menggapai kebaikan
kecuali kalian mau menginfaqkan harta-benda yang kalian cintai”. (Q.S.
Ali Imran: 92).
Diriwayatkan bahwa Abu Thalhah, ketika beliau
mendengar ayat tersebut, beliau bergegas untuk mewakafkan sebagian harta
yang ia cintai, yaitu Beirha, sebuah kebun yang terkenal.
“Dan
kebaikan apa saja yang mereka lakukan, maka sekali-kali mereka tidak
akan terhalangi dari pahalanya, dan Allah Maha Mengetahui keadaan
orang-orang yang bertaqwa”. (Q.S. Ali Imran, 115).
Bahwa diantara perilaku kebaikan itu adalah wakaf
"Dan
kebaikan apa saja yang mereka lakukan, maka sekali-kali mereka tidak
akan terhalangi dari pahalanya, dan Allah Maha Mengetahui keadaan
orang-orang yang bertaqwa". (Q.S. Ali Imran, 115).
bahwa diantara
hal-hal yang merupakan bekas-bekas peninggalan orang yang sudah wafat
dan dituliskannya pahala untuk mereka adalah wakaf.
2. Dalil Hadits
Hadits
dari Abdullah ibn Umar, katanya: Umar (Bapakku) mendapatkan sebidang
tanah di Khaibar, maka beliau mendatangi Rasulullah, dan berkata: “Saya
mendapatkan sebidang tanah di Khaibar yang aku tidak hanya ingin
mendapatkan hartanya semata, maka apa yang akan engkau perintahkan
kepadaku dengan tanah itu? Jawab rasulullah: Jika engkau mau,
pertahankan pokok harta tanah itu, dan bershadaqahlah dari hasilnya.”
Maka, Umar pun bershadaqah dengan hasil sebidang tanah itu, beliau tidak
menjual atau menghibahkan tanah tersebut, ataupun mewariskannya.
Shadaqahnya, beliau salurkan kepada orang fakir-miskin, kerabat,
memerdekakan budak, fii sabilillah, tamu, ibnu sabil, dan beliau tidak
melarang orang lain untuk mengambil dan memakannya asal sebatas
kewajaran, atau memberi makan kawannya asalkan bukan untuk memperkaya
diri. (Lihat: HR. Bukhari, bab al-syuruth fii al-waqf, hal. 2737, Muslim
dalam Al-Washiyah, bab al-waqf, hal. 1632).
Hadits dari Abu
Hurairah, Rasulullah bersabda: "Jika anak keturunan Ad"am wafat, maka
terputuslah seluruh amalnya, kecuali tiga perkara: (i) Shadaqah jariyah,
(ii) Ilmu yang bermanfaat, dan (iii) Anak shalih yang mendoakannya,
(HR. Muslim).
3. Ijma (kesepakatan muslimin)
Imam Al-Qurthuby
berkata: Sesungguhnya permasalahan wakaf adalah ijma (sudah disepakati)
diantara para sahabat Nabi; yang demikian karena Abu Bakar, Umar,
Utsman, Ali, Aisyah, Fathimah, Amr ibn Al-Ash, Ibnu Zubair, dan Jabir,
seluruhnya mengamalkan syariat wakaf, dan wakaf-wakaf mereka, baik di
Makkah maupun Madinah, sudah dikenal masyhur oleh khalayak ramai.
(Lihat: Tafsir Al-Qurthuby: 6/339, Al-Mustadrah 4/200, Sunan
Al-Daraquthny 4/200, Sunan Al-Baihaqy 6/160, Al-Muhalla 9/180).
Jabir
berkata: Tiada seorangpun dari sahabat Nabi yang memiliki kemampuan dan
kelapangan rizqi, kecuali pasti pernah mewakafkannya. (Lihat: Al-Mughni
8/185, Al-Zarkasyi 4/269).
Ibnu Hubairah berkata: Mereka sepakat atas dibolehkannya wakaf. (Lihat: Al-Ifshah 2/52).
Imam
Syafii berkata: Telah sampai riwayat kepadaku bahwa ada 80 orang
sahabat Nabi dari kalangan Anshar yang mengeluarkan shadaqah dengan
shadaqah mulia. Imam Syafii menyebut wakaf dengan nama shadaqah mulia.
Imam
Tirmidzi menyatakan: Wakaf telah diamalkan oleh para ulama, baik dari
kalangan sahabat Nabi maupun yang lainnya, saya tidak melihat ada
perbedaan pendapat di kalangan ulama mutaqaddimin tentang bolehnya
wakaf, baik wakaf tanah maupun wakaf yang lainnya.” (Lihat: Sunan
Tirmidzi 5/13 setelah hadits no. 1375).
Imam Al-Baghawy berkata:
Wakaf telah diamalkan oleh seluruh ulama, baik dari generasi sahabat,
maupun orang setelah mereka, seperti ulama mutaqaddimin; mereka tidak
berselisih pandangan tentang bolehnya wakaf tanah maupun wakaf
harta-barang bergerak; para sahabat Muhajirin dan Anshar melakukan
wakaf, baik di Madinah maupun di daerah lainnya; tidak ada riwayat
satupun dari mereka yang mengingkari adanya syariat wakaf; bahkan tidak
pernah ada dari mereka yang mencabut kembali wakafnya dengan alasan
dirinya masih membutuhkannya.” (Lihat: Syarh Al-Sunnah 8/288).
Imam
Ibn Hazm berkata: Seluruh sahabat Nabi, shadaqah-shadaqah mereka di
kota Madinah lebih masyhur/terkenal daripada matahari, tidak ada seorang
pun yang tidak mengetahuinya.” (Lihat: Al-Muhalla 9/180).
Setiap orang pasti menginginkan bahwa setiap waktu dalam kehidupannya
bernilai di mata Allah swt, tentu saja nilai yang diharapkannya bukan;
satuan waktu sama dengan satuan amal, tetapi menginginkan satuan waktu
itu memiliki lipatan nilai (lebih besar nilai amalnya dibandingkan
waktunya). Hal ini juga yang senantiasa dilakukan oleh para Shahabat
Nabi. Kita banyak menemukan hadits yang diawali dengan pertanyaan,
“amalan apa yang paling utama?”, sebagaimana ada salah satu hadits yang
berbunyi, “Amalan apa yang paling utama? Kemudian Rasulullah saw
menjawab, “Shalat tepat pada waktunya” di dalam hadits yang lain, “Siapa
orang yang harus kami hormati terlebih dahulu? Rasulullah saw menjawab:
“Ibumu” (dalam hadits ini disebutkan 3 kali kemudian ayahmu)”. Hal ini
menandakan semangat para Shahabat untuk mendapatkan nilai pahala yang
lebih besar dibanding satuan waktu yang terpakai.
Tentu saja banyak
amalan yang memiliki nilai yang sangat tinggi, dalam kesempatan kali ini
kita akan bahas tentang amalan harta yang memiliki nilai yang sangat
tinggi. Pada hakikatnya nilai pahala atas amal harta ini begitu besar
sebagaimana yang termaktub di dalam Al-Qur’an yang berbunyi:
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluar-kan oleh) orang yang menafkahkan
hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang
menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir.terdapat seratus biji.
Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan
Allah Maha Luas (kurnia-Nya) lagi Maha Mengetahui”.(Al-Baqarah ayat
261), sehingga wajar kalau kemudian Rasulullah saw menyebutkan bahwa
orang kaya itu memiliki keutamaan, hal ini beliau ungkapkan ketika ada
sekelompok shahabat yang datang kepada Rasulullah saw yang bertujuan
untuk bisa beramal yang bisa mengalahkan amalnya orang kaya. Selain
nilai yang memang sudah berlipat ada hal lain yang menjadi amalan
tersebut lebih unggul dibandingkan amalan yang lain yaitu dari sisi
waktu karena ketika anak adam itu meninggal dunia maka seluruh amalan
kebaikan itu akan terputus kecuali 3 hal, hal ini sesuai dengan sebuah
hadits yang berbunyi; diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra. bahwa
Rasulullah s.a.w. bersabda, "Apabila manusia meninggal dunia,
terputuslah (pahala) amal perbuatannya kecuali dari tiga hal, yaitu
kecuali dari sedekah jariyah (wakaf), ilmu yang dimanfaatkan, atau anak
shaleh yang mendoakannya " (H.R. Muslim, alTirmidzi, al-Nasa' i, dan Abu
Daud). Shadaqah yang dimaksud dalam hadits ini adalah wakaf, sehingga
harta yang kita wakafkan akan bernilai pahala tidak hanya ketika kita
hidup di dunia saja tetapi setelah kita meninggal pun maka pahalanya
akan terus mengalir, sehingga hal ini menjadi penguat bagi kita untuk
menyisihkan harta kita untuk kita investasikan untuk mendapatkan pahala
walaupun kita sudah meninggal dunia dan apabila kita lihat hadits yang
lain yang diriwayatkan oleh Jabir ra, “Tak ada seorang shahabat Rasul
pun yang memiliki kemampuan kecuali berwakaf.” (di dalam kita Wahbah
al-Zuhaili, al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu – Damsyiq Dar al-Fikr, 1985 –
juz VIII, hl 157 dan kitab al-Khathib al-Syarbaini, Mughni al-Muhtaj –
Beirut Dar al-fikr – juz II hal 376). Saya rasa sudah cukup jelas dalil
dan sumber hukum yang menjadi pegangan kita dalam hal amalan harta yang
selain memiliki nilai pahala yang besar juga memiliki rentang waktu yang
panjang bahkan melewati batas usia kita.
“Wah… jadi tertarik nih
buat wakaf, tapi… aku kan gak punya banyak tanah?”, mungkin hal ini juga
menjadi pertanyaan sobat Zakat, setelah semangat mau wakaf ehh… gak
punya tanah buat diwakafin. Sesungguhnya untuk wakaf ini tidak mesti
berupa tanah tetapi juga bisa dalam bentuk uang atau disebut wakaf
tunai. Dalam sejarah Islam, masalah wakaf uang (waqf an-nuqud) telah
berkembang dengan baik pada zaman Bani Mamluk dan Turki Usmani, hal ini
juga diperkuat oleh para ulama seperti Imam al-Zuhri di dalam Risalah fi
Jawazi Waqf al-Nuqud – Beirut; Dar Ibn Hazm 1997 – hal 20-21, Ulama
dari Mazhab Hanafi (lihat kitab Wahbah al-Zuhaili, al Fiqh al-Islam wa
Adillatuhu – Damsyiq; Dar al-Fikr 1985 – juz VIII hal 162) membolehkan
wakaf uang berdasarkan atsar Abdullah bin Mas’ud ra.: “Apa yang
dipandang baik oleh kaum muslimin maka dalam pandangan Allah adalah baik
dan apa yang dipandang buruk oleh kaum muslimin maka dalam pandangan
Allah pun buruk”, juga sebagian ulama Mazhab al-Syafi’i: “Abu Tsyar
meriwayatkan dari Imam al-Syafi’i tentang kebolehan wakaf dinar dan
dirham (uang)” (al Mawardi, al-Hawi al-Kabir, tahqiq Dr. Mahmud Mathraji
– Beirut; Dar al-Fikr 1994 – juz IX hal 379) dan hal ini lah yang
menjadi dasar MUI dalam mengeluarkan Fatwanya tentang Wakaf Uang yang
dikeluarkan pada tanggal 11 Mei 2002. Semoga hal ini bisa membuat sobat
zakat menjadi tambah semangat untuk beramal yang bernilai besar dari
sisi pahala dan memiliki waktu yang panjang bahkan sampai tembus batas
usia kita. semoga Allah memberikan keluasan kekayaan kepada kita semua
sehingga kita menjadi hamba-hamba-Nya yang senantiasa mendapatkan
limpahan pahala. Amiin
Sungguh tepat apa yang diwasiatkan Rasulullah saw. yaitu Al-Qur'an &
As Sunnah, ada begitu banyak pelajaran dan tuntunan yang bisa kita
dapatkan pada kedua kitab ini agar dalam mengarungi kehidupan ini kita
bisa lalui dengan kebahagian.
Salah satu ayat dalam Al-Qur'an
surat Al-Baqarah ayat 153 yang artinya, "Hai orang-orang yang beriman
mintalah pertolongan dengan jalan sholat dan sabar, sesungguhnya Allah
bersama dengan orang-orang yang sabar." Di dalam ayat ini begitu jelas
disebutkan tentang 2 kunci kita untuk bisa sukses di dunia dan
mendapatkan kebahagian di akhirat yaitu SHOLAT dan SABAR.
1. SHOLAT
Apa
hubungan sholat dengan kesuksesan? Kalau kita kaji dan telaah lebih
mendalam tentang sholat, maka kita akan menemukan sesuatu yang luar
biasa dari kebiasaan kita melakukan sholat yang kemudian kita
implementasikan dalam kehidupan keseharian kita. Makna sholat yang bisa
kita terapkan dalam keseharian kita adalah:
a. Kejujuran/Integritas
Ketika
kita sholat - terutama sholat sendirian - maka tidak pernah terpikir
oleh kita untuk mengurangi jumlah rakaat sholat, misalkan sholat dhuhur 4
rakaat kita laksanakan cuman 2 rakaat. Hal ini tidak pernah akan kita
lakukan, kenapa? karena kita sadar bahwa Allah swt pasti tahu dan
melihat kita sedang sholat. Apabila hal ini kita terapkan dalam
aktifitas kerja kita baik sebagai pegawai maupun pebisnis perusahaan
tempat kita bekerja maupun mitra bisnis kita kan tetap setia dan terus
melakukan repeat order karena mereka percaya atas integritas kita.
b. Team Work
Sholat
berjamaah tentu memiliki keutamaan dan nilai yang besar dibandingkan
dengan sholat sendirian, hal inilah yang kemudian menjadi inspirasi bagi
kita bahwa kegiatan usaha yang kita lakukan secara berkelompok akan
memiliki keuntungan yang besar dan percepatan bisnis.
c. Sholat adalah do'a
Kepintaran,
keahlian dan pengalaman kita dalam berbisnis tetap saja perlu ada hal
yang lebih kuat lagi dari itu semua, yaitu do'a dan kepasrahan diri
kepada sang Penentu kehidupan. Do'a dalam sholat atau ketika sholat akan
menjadi penguat akan segala upaya usaha kita.
Sholat yang
dilaksanakan dengan baik dan benar sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw
dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari kita akan memiliki dampak
terhadap kesuksesan kita.
2. SABAR
Sabar selain memiliki arti
menerima keadaan atas apa yang menimpa diri kita terutama ketika terkena
musibah, memiliki arti yaitu konsisten.
Ketika kita membaca
profil orang-orang sukses maka kita akan menemukan bahwa konsistensi ini
menjadi ciri dan jalan menuju kesuksesan. Kegagalan pertama bukanlah
kegagalan selamanya, konsistensi terhadap tujuan serta visi yang
kemudian menghantarkan kesuksesan.
Tantangan dan cobaan dalam
kehidupan tidaklah akan pernah surut menerpa kita, ketika kita melangkah
untuk menggapai cita-cita kita pasti godaan untuk membelokkan langkah
kita pasti ada, baik cobaan yg menyesakkan maupun godaan yang
menggiurkan.
Bagi orang yang sukses kesabaran/konsisten adalah
teman setia, teman yang tidak akan pernah meninggalkannya bahkan
kesabaran lah yang menghantarkan mereka menuju gerbang kemenangan.
Ilmu bagaikan cahaya yang membawa pemiliknya kepada terangnya kehidupan
menuju kebaikan dan kebahagian, adapun kekayaan bagikan kekuatan yang
membawa pemiliknya kepada kekuasaan untuk bisa merubah dunia ke arah
kebaikan.
Ilmu merupakan pintu menuju dunia dan akhirat, kekayaan
merupakan jalan menuju ilmu yang menghantarkan seseorang kepada dunia
dan akhirat.
Ilmu membuka paradigma sehingga orang yang memiliki
ilmu memiliki pandangan yang luas akan kehidupan dan memahami makna
kematian sehingga mampu bertahan hidup dengan penuh kemulian dan mati
penuh dengan kehormatan.
Kekayaan membuka peluang untuk bisa
beramal kebaikan tanpa bisa dikalahkan oleh orang yang tidak memiliki
kekayaan, keutamaannya telah disebutkan oleh orang yang mulia Muhammad
Rasulullah. Kekayaan mempermudah orang untuk merubah keburukan menjadi
kebaikan.
Kuasai ilmu maka kita akan bisa melihat dunia dengan
bijaksana. Kuasai kekayaan maka kesejahteraan akan membawa kepada
kebaikan. Ilmu dan kekayaan merupakan pilar bagi kebangkitan bangsa.
Terkenang kembali sebuah kisah di dalam Sirah Nabi Muhammad saw, sebuah
kisah pengorbanan dan perjalanan panjang serta terkandung banyak
pelajaran untuk bisa kita teladani.
Disaat karya sudah tidak bisa
berkembang dan tidak bisa terwujud maka solusi untuk berpindah tempat
menuju tempat yang lebih kondusif untuk berkarya dan mendapatkan
kebebasan untuk mewujudkan keyakinan dan menjalankan keyakinan, sehingga
tidak ada alasan ketika keterhimpitan membuat kita tidak berkarya
karena bumi yang Allah swt ciptakan sangat luas sehingga memungkinkan
kita untuk berhijrah dan tidak ada alasan lagi buat kita untuk
menghasilkan prestasi dalam kehidupan sedangkan bumi Allah itu luas,
kita bisa berkarya dan berprestasi dimana pun.
Pengorbanan dalam
kisah hijrah pun bisa kita temukan. Bagaimana Rasulullah saw harus
meninggalkan tanah air tercintanya karena tanah tempat kelahirannya
tidak memungkinkan untuk berkembangan Islam yang menjadi keyakinan
beliau. Jauhnya jarak yang harus di tempuh belum lagi ancaman akan
dibunuh menghiasa perjalanan Beliau. Kita pun kagum mendengar kisah
shahabat Abu Bakar yang menemani Rasulullah saw berhijrah, demi menjaga
ketenangan tidur Rasulullah saw, Abu Bakar tidak bergeming dan berteriak
ketika di gigit oleh ular padang pasir, begitu juga dengan putri Abu
Bakar walaupun dalam kondisi hamil tetap mengantarkan makanan untuk
Rasulullah saw dan ayahnya.
Kepintaran pun bisa kita lihat,
bagaimana Rasulullah saw bisa menutupi perjalanan hijrah beliau sehingga
arah perjalanan tidak bisa dilacak oleh musuh beliau selain itu jalur
perjalanan yang ditempuh pun bukan merupakan jalur yang biasa.
Perjalanan pun tidak dilakukan sembarang tetapi penuh dengan
perhitungan.
Pengembangan diri dalam berkarya tidaklah harus
terbatasi oleh tempat. Pengorbanan haruslah menghiasa setiap kehidupan
kita, karena dengan pengorbanan ini akan membawa kita kepada
kebahagiaan. Strategi dan kepintaran kita serta mengoptimalkan anugerah
Allah swt kepada kita berupa akal harus kita maksimalkan.
Semoga
pelajaran Hijrah ini menjadi bekal kita untuk menghadapi tahun baru
Hijrah 1431 H. Semoga karya dan prestasi di tahun ini lebih baik dan
lebih besar manfaat bagi ummat dibandingkan tahun sebelumnya.
Berlibur atau pergi ke suatu tempat memang menyenangkan, apalagi ketika
suasana hati kita sedang kacau atau kita sedang boring, berpergian
menjadi sangat menyenangkan. Bagaimana agar perjalanan kita menjadi
lebih menyenangkan? Berikut beberap tips agar perjalanan liburan kita
menyenangkan.
1. Tentukan tujuan perjalanan/berlibur. Jangan
pernah kita pergi tanpa tahu tujuan kita, jangan sampai terjadi sesuatu
yang membuat image kita buruk, sebagai contoh ketika kita di bis,
kemudian kita ditanya oleh kondektu, "Mau pergi kemana? lantas kita
menjawab, "wah gak tahu yah, pokoknya saya lihat bis ini lalu saya naik.
Bisa kita bayangkan apa yang ada dipikiran kondektu, "orang ini waras
gak yah? (just kidding). Tapi memang hal ini menjadi sesuatu hal yang
sangat penting, kita menentukan tujuan perjalanan kita.
2. Dana.
Hal yang tidak kalah penting adalah dana (duit), jangan sampai liburan
kita hanya diisi oleh jalan kaki saja, tanpa ada makanan, tanpa ada
hiburan. Awalnya ingin mendapatkan kesenangan dan hati kita menjadi
fresh malahan menjadi tambah pusing karena kita gak bisa menikmatinya
karena gak punya dana yang cukup buat berlibur (oleh karena itu kelola
keuangan kita lebih baik, agar liburan kita menyenangkan).
3.
Berdo'a. Agar perjalanan liburan kita selamat dan kita pun bisa
menikmati perjalanan kita, berdo'alah sebelum melakukan perjalanan agar
kita bisa sampai ke tempat tujuan kita dengan selamat dan dalam kondisi
sehat, jangan sampai perjalanan kita menambah atau jadi sesuatu yang
tidak menyenangkan.
4. Hati-hati diperjalanan. Apabila kita
berpergian dengan menggunakan kendaraan, berhati-hati dan tidak mudah
terpengaruh dengan pengemudi lain, kita harus bisa menahan diri ketika
ada kendaraan lain yang menyalip kendaraan kita, apalagi kendaraan yang
menyalip kita lebih jelek dari kendaraan kita, karena hal ini bisa
membuat kita tidak hati-hati dan cenderung untuk ceroboh.
5. Tips
terakhir, lihat kondisi cuaca. Cuaca zaman sekarang kadang terjadi
dengan sangat ekstrim, karena akibat adanya pemanasan global, hal ini
harus kita waspadai dan kita harus terus bisa memantau kondisi cuaca,
bisa lewat radio atau informasi yang lainnya.
Semoga perjalanan
berlibur anda menyenangkan dan dengan perjalanan ini membuat hati ada
menjadi senang dan fresh untuk bisa melakukan kegiatan lagi.
Sudah menjadi keinginan semua orang, bahwa di masa tua atau bahkan
sekarang juga kita menginginkan bahwa setiap dari keinginan kita bisa
terpenuhi, kalau istilah populernya "Hidup kita itu harus pas-pasan, pas
mau makan ada makanan yang kita inginkan, pas mau pergi ada kendaraan
yang bisa kita pakai, pas mau beli barang ada uang yang mencukupi untuk
membelinya itulah hidup yang pas-pasan :)".
Ada hal-hal yang
harus kita persiapkan dan harus kita pertahankan bahkan kita harus bisa
mengelolanya dengan baik, yaitu kelola uang anda sekarang dan anda akan
merasakan hidup yang pas-pasan tadi.
Beberapa tips yang bisa kita gunakan untuk mengelola keuangan kita, yaitu:
1. Memulai dengan memiliki penghasilan
Tips
yang pertama adalah anda harus memiliki sumber penghasilan terlebih
dahulu, karena kita tidak mungkin bisa mengelola sesuatu yang tidak kita
miliki. Sumber penghasilan saat ini begitu banyak, bisa kita melakukan
bisnis, jadi pegawai bahkan kita juga bisa memanfaatkan internet untuk
dijadikan sebagai sumber penghasilan kita.
2. Bijak dalam menggunakan Uang
Uang
kita peroleh haruslah kita gunakan sebaik mungkin, kalau dalah istilah
daerah "Penghasilan sedikit cukup, Penghasilan banyak berlebih dan bisa
menabung", ketika penghasilan kita sedikit maka kebutuhan kehidupan kita
bisa terpenuhi, tetapi apabila penghasilan kita banyak maka kita bisa
menyisihkan uang kita untuk ditabung dan di investasikan lagi sehingga
kelebihan penghasilan kita bisa menambah penghasilan kita. Jangan sampai
ketika penghasilan sedikit cukup, dan penghasilan banyak maka
pengeluaran kita juga semakin banyak.
3. Buat perencanaan keuangan
Rencanakan
kehidupan kita, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Kapan
kita akan pensiun (tidak lagi bekerja) tetapi penghasilan kita terus
bertambah dan mengalir. Pada usia berapa tahun kita akan memiliki aset?
Aset yang dimaksud tentu adalah aset yang produktif (rumah bisa jadi
aset bisa jadi cost, kendaraan juga sama, tanah juga begitu). Mulailah
belajar untuk berinvestasi, sehingga kita bisa mempersiapkan pensiun
kita.
4. Buat skala prioritas kita untuk belanja
Kita harus
memilah maka yang dibutuhkan dan mana yang diinginkan, jangan sampai
terjebak dengan keinginan, apabila kita selalu menuruti keinginan kita,
maka kita tidak akan pernah bisa mengatur keuangan. Tunda lah untuk
beberapa waktu, untuk mewujudkan keinginan kita, jangan sampai
mengorbankan kesenangan yang lama dengan kesenangan sesaat.
Tentu
saja banyak tips lain, dalam mengatur keungan kita. Baik secara
teoritis maupun praktis, tentu tips diatas hanyalah sebagian kecil yang
bisa dipersembahkan semoga dengan paparan yang singkat ini bisa
menginspirasi anda. Kata kunci dalam mengelola keuangan adalah ciptakan
mesin uang untuk anda.